Wednesday, January 31, 2007
Extreme Bukkake
Still. Bad Atari!
History of Bonga-Bonga
Boong-Ga Boong-Ga is an arcade game which allows you to assault unsuspecting assholes. Yes. Bungholes, if you may.
Why? Because Japanese people are very fond of kancho as one of their favorite pasttimes after baseball.
Weird, eh? Then again, Japan is a country where a pet-shop owner can proudly pose for a published picture with his porn-actress daughter. Salute!
It Does Matter
Tuesday, January 30, 2007
Idea is Nothing if Not Being Acted Upon
He took a picture of himself everyday. Since 2000.
For a (very brief, if compared to him) period, I diligently took a picture of my daughter from the day she was born in early 2001. Then I stopped, for no reason.
Good things do come to those who wait.
UPDATE:
I know am sounding like a grumpy geezer, but once I had this idea for a client, of people dancing in silence, thru the magic of wireless headphones, back in 2000. Unfortunately, the client didn't buy the concept.
Well, what do you know. Fast forward to 2005, and this duo from Netherlands executed Silent Disco big time, albeit for a different cause. It is all good.
Got idea? Act fast!
Joe On-Demand
Don’t call me. I’ll call you.
I Say: Search and ye shall find.
You can come to me. But more likely, I’ll come to you.
I’m unpredictable. I know what I want.
I buy a lot of stuff.
I am not my mom & dad.
I’m already overwhelmed – don’t push me.
My phone means more to me than my TV. So does my PC. So does my best friend.
I’m a hunter and gatherer.
I have very little time for you.
I have all the time in the world.
And I buy a lot of stuff.
I’m not listening (la la la la)
I’m smarter than you think.
I don’t expect a lot. I demand a hell of a lot.
I love to be amused. Surprised. Respected.
Did I mention I buy a lot of stuff?
MEET JOE ON-DEMAND
the opt-in consumer who doesn’t care about the way things used to be.
Forget what you know about the average consumer. Times have changed, and so have they.
Have you?
Monday, January 29, 2007
Idea is Nothing without Marketing?
Alright, have to admit that am a chronic trend slut wannabe. Jumping on any blogging bandwagon which is about to hit mainstream, e.g. Kirsty Hobbs' The View From Your Window.
This time around, thru Stan's Brand DNA, I pounced upon Iain Tait's idea of Computers Behind Blogs.
But then again, was it really his original idea?
Because when I did search the keyword "computersbehindblogs", the result (at time of this post) actually showed two Flickr groups with EXACTLY the same thought behind them. And Iain's was started roughly one week after the other (allegedly the first one), yet apparently his has become the more popular one.
Thursday, January 25, 2007
Nike AF-1 Second Coming Mash-up (Lone Ravr Edit)
If you've ever fantasized of becoming an Offline Editor, now is your chance. And Nike also made it so easy for us, nikemashup.com NOW!
Wednesday, January 24, 2007
The Simpsonzu
Massacre in Chiat\Day!
Death of PR (Press Release), Rise of (Viral) Advertising? Al Ries, what are you going to say about this?
Why Didn’t We Think of These Before?
The Aussie dude who was selling his life on eBay Australia (actually his persona, not life per se) ended up with a highest bid of AUD 7,500 as per closing date (Jan 23rd, 2007) from a person in the UK. That is 24+ years worth of life, priced only for a mere AUD 7,500. Is this an example on how people value ordinary people’s lives, when soccer stars are earning millions a year? But still, apparently the top bidders are bailing out now. Probably they were not taking him seriously, or probably they thought that this sale is only a big joke. Whatever. My respect stays with Nicael. Actually, he is planning to embark on a journey around the world in search for his new persona, without spending even a single cent of money. Hope he'll find his serious buyer. Read more here.
And you think that dude is weird? Another artist dude in France somehow got too much inspiration from one particular film genre, as he has been collecting human sperm (yes, sperm) from around the globe to fill up his project. Am thinking of making my contribution, anyone care to follow?
Hidden codes embedded in TV commercials? Big deal. Subliminal messages? Ho hum. Funny how something which would have been cutting edge in some country is already considered old trick in another.
Lastly, this is where local programs such as Paranoia on O Channel should take their clues from when airing coverage on Jakarta’s night scene. We are definitely better than Taiwanese, aren’t we? (via Vidmeter)
The Hole - video powered by Metacafe
Sunday, January 21, 2007
Friday, January 19, 2007
Indonesians Get Mad to Get Even
Ever wondered why the nice and kind people of Indonesia are very easily provoked by even the slightest discomfort? In an effort to understand our psyche, one might want to consider this below piece from one apparently cool, calm and collected anonymous motorcyclist explaining their “casual” road behavior which in fact is simply a justified reaction towards the everyday mistreatment they have been experiencing from car owners.
What kind of mistreatment? One example from my personal experience would suggest something like “being bumped incidentally when trying to make an abrupt U-turn from the SLOW lane apart from the condition that my car actually had the right of way in the fast lane”, followed by a brief heated argument which ended with one lasting impression of the definitive and irrefutable statement “SAYA KAN MOTOR!” accompanied by a glaring stare (an allegedly customary stare of which is also being explained in the below piece). Given the chance, perhaps it would have been the perfect moment for this particular motorcyclist to materialize his lifelong delusion of transforming into the Ghost Rider and burst in a rage of flames right then and there. Fortunately, I was spared my soul to live to anticipate the release date.
Kind of summarizes the fugly situation in our nation that if life has been treating us harder than the others around us, working harder is unexpected from us still, but indeed we must get even. And in getting even, ostensibly sometimes the first step to take is going berserk and performing mad stunts. As demonstrated yet thoroughly justified by them hordes of sentinels.
Non-native speakers, do get a proper translation.
---
Bapak2, ibu2 yth,Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan berikut kurang berkenan. Kami hanyalah ingin meminta maaf kepada bapak & ibu pengguna roda empat mengenai perilaku kami di jalan raya. Sungguh, kami tidak memiliki maksud untuk 'mengganggu' kenyamanan anda. Bila kami terlihat suka nyerobot kekanan atau kekiri, itu hanyalah karena kami merasa kepanasan. Initentunya akibat jaket, helm, sarung tangan, masker, yang kami gunakan di siang bolong. Tentunya rasa kepanasan ini tidak anda rasakan, karena dinginnya hembusan AC yang keluar dari kisi kisi dashboard mobil anda. Sedangkan kami hanya mengandalkan kisi kisi ujung jaket, ataupun bagian bawah helm, he he he.
Bila anda melihat kami mendaki trotoar, ataupun mengambil jalur kanan yang berlawanan, itupun bukan karena kami sok jago. Tapi kami hanya mencari alternatif jalur, sebab seluruh badan jalan tertutup oleh MPV ataupun SUV bapak & ibu. Rasanya kami nggak kuat jika harus menunggu dibelakang knalpot anda, yg belum tentu bebas emisi (maaf ya). Belum lagi kami takut di PHK, hanya karena telat masuk kerja. Tentunya khusus hal ini, sebagian dari anda tidak perlu absen kan?, kalo masukkerja? Sebab kalo sebagian besar dari kami, ... minimal dipotong uang transport, hiks!! Belum lagi, kami suka malu bila harus melewati resepsionis nan cantik yang menutup hidung kecil mereka, karena mereka mencium aroma knalpot dan 'bau matahari' dari jaket lusuh kami. Walau deodorant 5 ribuan telah kami semprot, tentu tidak sebanding dg parfum mobil anda yg 50 ribuan plus sejuknya AC mobil anda.
Kami sadar kok, kami jg suka keterlaluan. Tapi kami juga gak pernah memprotes roda empat. Kami cukup tau diri kok, dengan pajak yg super murah kami, sehingga kami harus rela mengalah bila berbicara tentang parkir. Kami cukup puas dengan areal 150 x 50 cm sebagai tempat parkir kami. Tentu berbeda dengan areal parkir bapak-ibu. Memang sih, tarif parkirnya aja beda.
Hmmm, kami juga gak pernah protes kok, terhadap roda empat yang telah oleh pemerintah di-anak emaskan. Jalan tol trilyunan rupiah telah dibangun, diatas gusuran tanah dan rumah kami. Kami harus putar otak mencari tempat tinggal bagi anak dan keluarga, hanya demi bapak-ibu bisa cepat sampai tamasya ke ancol ataupun taman safari.
Ngomong2 tentang tamasya. Memang sih, mungkin anda sering melihat kami berboncengan 3 atau 4 dengan putra putri kami pergi ke dufan. Tapi kami gak yakin, apakah anda melihat kami, memijit tangan, kaki dan bahu mereka yang kecil ditempat parkir. Ini karena cara duduk mereka yg sedikit berakrobat di atas motor kami. Tentunya berbeda dengan lucunya putra-putri anda yang asyik bermain game di dalam mobil, atau tidur pulas di jok belakang.
Kami juga gak keki kok, dengan senyum kecil bapak-ibu, bila melihat kami panik saat hujan turun. Dimana kami harus buru-buru, loncat dari motor, buka jok motor, copot sepatu, dan mengenakan jas hujan. Terkadang kami membayangkan, bila kami ada di posisi anda. Mau gerimis kek, mau hujan gede kek, bodo' amat, cukup putar tuas kecil disamping stir, maka wiper kaca akan bekerja lembut membersihkan air di kaca depan & belakang. Aaaah enaknyaa di mobil.
Kami juga gak protes kok, bila mungkin bapak-ibu yang terbiasa menginstruksikan lembur kepada kami. kami cukup mengerti bila anda tidak pernah membayangkan, betapa dinginnya pulang kerja di malam hari dengan motor. Kami cuma berharap, bahwa petuah orang tua, yang mengatakan, kalo kena angin malam bisa kena paru-paru basah, adalah isapan jempol semata. Amit-amiiiit...!
Kami juga gak protes kok, bila jari jemari anda menjentikkan abu rokoknya lewat jendela, sehingga mengenai jaket kami. Ataupun celana kami harus'menerima' sampah, yang anda buang lewat jendela. Mungkin kami dengan jaket hitamnya, tampak seperti tong sampah kali yeee. Hi hi hi.
Mohon maaf juga bila, kami harus terlihat melotot di depan anda. Hmm sungguh, itu gak sengaja kok, . Sebab selama naik motor, mata kami harus dipicingkan agar tidak kena debu. Naaah begitu berhenti, secara refleks mata kami terbuka lebar, seperti melotot, he he he.Maaf ya pak-bu. Peace !!!
Memang siiih, kami sering bikin masalah di jalan raya, tapi setidaknya, kaum kami belum pernah punya kesempatan bikin masalah buat negara ini.(Jadi gak enak nerusinnya)
Memang siiih, rata rata dari kami tidak berpendidikan. Walau beberapa rekan kami masih setia berprofesi pengojek untuk mengantar kaum berpendidikan nan terhormat ke tujuan, bila mereka diburu waktu atau hampir terlambat.
Memang siih, rata-rata dari kami gak memiliki tata krama. Karena kami gak punya cukup uang untuk belajar di tempat kursus kepribadian ataupun pelatihan image development. (SD aja DO ? hiks!).
Tapi setidaknya, kami cukup tau diri kok, untuk tetap menganggukan kepala kepada bapak-ibu duluan plus senyum manis, bila kami bertemu anda di koridor kantor. Ataupun menjauh dari bapak-ibu yang sedang bercengkrama di lobi menunggu lift, karena celana dan sepatu kami tampak kotor terciprat air jalanan akibat sedan mewah anda menyalip kami.
Namun kami cukup terhibur kok, bila kami dapat mendengar sayup sayup lagu kesukaan kami, saat kita bersanding manis di lampu merah. Hilang rasa penat bahu dan pinggang kami, bila dentuman sound system anda membagi lagunya lewat kisi kisi jendela. He he he, pernah gak anda melihat kami juga terkadang mengangguk-anggukan kepala mengikuti lagu anda, walo cuma 10-20 detik. Jadi malu......
Namun kami cukup terhibur kok, dengan sigapnya pak presiden menaiki motor roda dua untuk meresmikan balapan mobil, hiks. Walau kami tau persis, itu hanya gara gara terlalu banyak roda empat yang membuat jalan tol menjadi padat. Sehingga pihak protokoler takut pak Presiden datang telat. Padahal mesin dan knalpot mobil balap dari negara asing, udah gak sabar buat melesat, hanya untuk bisa dibilang sebagai yang tercepat, dan rebutan trophy segede knalpot motor untuk mereka angkat. What an ironic.....
Namun, kami cukup terhibur juga kok, dengan iklan di TV. Dimana banyak artis nan ganteng dan cantik, artis senior maupun junior, politikus, budayawan, berebut mengiklankan motor untuk kami. Walau kami tau persis, gak mungkin mereka pergi shooting atau menghadiri gala dinner dengan motor bebek. Sebab kami tau persis, mereka gak pernah direpotkan oleh naik dan turun dari mobil, karena supir nan setia, membukakan pintu belakang bagi mereka.
Yaahhh, kami gak bermaksud membela diri siih. Kami cuma mau sharing aja kok, kepada anda pengendara mobil roda empat, bahwa rasa sebel, muak, benci anda terhadap kami, sudah kami bayar kok dengan kondisi di atas. Tuhan MahaAdil kan?
Thursday, January 18, 2007
Potential for Collectibles?
Speaking of Laziness
But should you not be pleased by such huge amount of non-productivity officially sanctioned by the government, here is an ugly attempt to waste some more of your productive hours, since we have been working too hard days in days out. As if!
To think that an advertiser as big as Toyota actually endorses this act of sloth. Weird strategy.
Or probably all of us would rather think "why bother", because the armageddon is going to be inevitable anyway.
from Bisnis Indonesia
1/3 TAHUN LIBUR!
Oleh: Christovita Wiloto, Managing Partner Wiloto Corp Asia Pacific
powerpr@wiloto.com www.wiloto.com
Terlalu banyak hari libur pada 2006 ini. Dalam satu tahun penuh total hari libur sabtu, minggu serta hari besar keagamaan dan nasional mencapai 119 hari. Sementara total hari kerja hanya 246 hari saja, itupun hanya sekitar 8 jam sehari kita produktif bekerja, belum lagi ditambah berbagai kemacetan lalu lintas yang sangat menyita waktu produktif kita.
Total 119 hari libur ini sama dengan 33% dari total waktu yang ada dalam setahun, dan 48% atau hampir setengah dari total hari kerja dalam setahun. Luar biasa! Artinya, selama kita dibius, bahkan hampir dibunuh, dengan libur yang terlalu melimpah.
Angka itu membengkak lagi jika dimasukkan 'hari kejepit' yang juga kerap kita klaim sepihak untuk tidak bekerja. Tahun 2006 sedikitnya ada sekitar enam hari kerja yang berkategori 'hari kejepit' tadi. Sehingga total, pada tahun 2006 lalu, kita bisa menfaatkan 126-an hari untuk liburan.
Tidak akan berbeda di tahun depan, 2007. Pemerintah kembali memberlakukan hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2007. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No 481 Tahun 2006, ditetapkan 13 hari libur nasional dan 6 hari libur sebagai cuti bersama selama tahun 2007.
Konsep cuti bersama pada dasarnya diambil dari hari yang terjepit antara hari libur nasional dengan libur akhir pekan, yang jatuh pada hari Jumat, menjelang atau setelah hari libur nasional.
Yang menarik, adalah kebiasaan unik kita yang selalu berpanjang-panjang ria dengan liburan yang melimpah tadi. Artinya, meski seharusnya sudah berstatus masuk kerja, tapi kita tetap belum benar-benar siap untuk kembali bekerja secara produktif.
Secara fisik memang kita sudah berada di kantor, tapi otak dan hati kita masih libur. Celakanya, untuk mengaktifkan kembali otak dan hati itulah yang biasanya jauh lebih sulit.
Sekadar perbandingan, di Jepang hanya ada 15 hari libur nasional. Walau itu belum termasuk libur khusus yang berhubungan dengan musim. Ini lantaran masyarakat Jepang banyak memasukkan agama dan kepercayaan yang diyakininya dalam aktivitas sehari-hari. Namun secara total jumlahnya tak sampai 100-an seperti di Indonesia.
Sementara para pekerja di Cina, hanya bisa menikmati libur panjang pada Labour Day. Itu pun rata-rata paling lama hanya sekitar 8-10 hari. Namun, secara umum warga Cina juga punya masa libur panjang selama 15 hari yang merupakan hari libur paling penting pada awal tahun anjing.
Di Korea Selatan juga tak terlu banyak hari libur. Meski ada hari-hari khusus yang ditetapkan sebagai hari libur nasional. Misalnya, Tahun Baru Imlek dan Hari Bulan Purnama. Saat itu masyarakat Korea bisa menikmati liburan, masing-masing, selama tiga hari berturut-turut.
Khusus libur akhir tahun dan lebaran di Indonesia, sering kali bisa lebih lama dari jumlah libur resmi. Apalagi kalau waktunya mepet ke akhir pekan. Kitapun kerap memanfaatkannya untuk cuti besar. Sehingga kita bisa tenang berkunjung ke sanak saudara yang ada di kampung.
Uniknya, liburan yang lebih panjang lagi bisa dinikmati oleh wakil-wakil rakyat kita yang ada di Senayan dan bergaji luar biasa besar. Selain libur resmi nasional mereka juga leluasa menikmati masa reses pada setiap akhir masa persidangan, yang masing-masing selama dua pekan.
Kalau setahun ada empat kali masa persidangan, berarti anggota DPR kita juga akan mendapat empat kali liburan masa reses. Lamanya, empat kali dua pekan atau 48 hari. Biasanya mereka memanfaatkan waktu untuk melancong atau studi banding luar negeri.
Lucunya, pernah anggota DPR kita studi banding ke parlemen Belanda. Sayang saat itu parlemen Belanda malah sedang libur. Jadinya, rombongan wakil rakyat kita 'terpaksa' hanya ikut liburan sambil berbelanja.
Introspeksi
Memasuki tahun 2007. Di awal tahun ini, biasanya merupakan saat yang tepat untuk melakukan introspeksi. Mengevaluasi kesalahan apa saja yang kita lakukan tahun lalu, serta mencari solusi tepat untuk memperbaikinya tahun depan.
Atau, kita perlu mempertanyakan kepada diri sendiri, kenapa kita tak bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk keluarga kita. Atau kenapa kita tak mampu mengoptimalkan waktu untuk meraih sukses sebesar-besarnya. Padahal, sepanjang tahun kita punya berlimpah waktu untuk melakukan semua itu.
Nah, menyimak fenomena seperti itu, rasanya kita memang perlu introspeksi. Kapan bangsa kita ini bisa menjadi bangsa yang besar, jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia ini? Kalau kita selalu lebih mementingkan liburan dari pada bekerja keras?
Bangsa-bangsa lain telah bangun dan bekerja keras, ketika kita masih tertidur dan berlibur. Dan bangsa-bangsa lain masih bangun dan bekerja keras, ketika kita sudah tertidur dan berlibur.
Selamat tahun baru 2007. Semoga di tahun 2007 kita dan bangsa kita menjadi lebih bijaksana.
Tuesday, January 16, 2007
Monday, January 15, 2007
Random Posting
From now on, TBWA\ shall also be known as The Big What Adventure. Cue in the sounds of Art Directors – Copywriters all around the globe blurting in harmony “What the F?!” as the agency renowned for creating Disruption is at it again, this time defying the age old convention that ads should only be made by ad agencies. Because now almost anyone with even only a single minuscule creative bone in his/her entire body has been enabled to pitch in ideas for real briefs and *gasp* submit creative concepts for actual ad campaigns! Hell, even being invited to do so. Isn’t that taking the whole concept of User-Generated Content a bit too far? But then again, probably this is the ad industry’s latest futile attempt to gain respect from the rest of humanity, given that the more “creative” crap we shall receive from the general public will, in turn, make us look much much better and deserving of our “hefty” paychecks and glitzy hedonistic lifestyle.
Lastly, I don't think an explanation will be needed for this guilty pleasure. Exactly just what Indonesian celebrities need, a dose of reality.
Return of The King
Wonder who was copying who, because I smell TRADEMARK INFRINGEMENT! Let the court battle begin. We all already know who is going to kick whose ass anyway.
Come to think of it, how about these two below? Logo inspired by one, recipe by another? Hmm.
Being Nostalgic
Friday, January 12, 2007
What is "Eastern Values"?
Thursday, January 11, 2007
My Truck is My Castle
Japan started this, way back in 1975. And to think that us Indonesians can only be proud of "Kutunggu Jandamu"-style ladies painted on our trucks. In 2007.
Wednesday, January 10, 2007
I Bet You Will
“By 2022, JVC Everio (or whatever name it would’ve evolved/renamed by then) series of tapeless camcorder will market a model tiny enough to be strapped on the side of your head (with the risk of looking totally retarded, but who knows) yet with enough memory capacity to record your WHOLE life as you would’ve seen it, 24/7 (with a predicted average human life expectancy of 75 years, on a YouTube-esque lowest resolution option), except for the occasional recharging periods. Come to think of it, buy additional batteries and desktop charger while you’re at it.”
Therefore, you can start taping the life of your grandchild from the moment he/she is born, non-stop, all with only a single device. Hopefully this device will last as long as him/her.
I would’ve bet on memory implants which record directly from the part of brain which receives nerve signals from the eyes. Or at best, cerebral syncording process a la that current Governor of California’s movie The Sixth Day. But I still want to live when the time comes to collect my win, which means that, according to the Death Clock, my mortal deadline (pun intended) will fall on Monday, September 30, 2047.
Monday, January 8, 2007
Tube Killed The Video Star
Move over MTV, your days are numbered! Enter, "Death By Cleavage"!
Aspiring Indonesian starlets, please take note. Observe how My Box in a Box became an overnite WORLDWIDE sensation just by harnessing the power of blog, MySpace and YouTube.
Oh, and a proper digital camcorder + editing software, catchy rhymes and nice cleavage should really help.
No longer you'll need to go through the blood, sweat and tears of becoming a famous singer, e.g. spending hours in recording studio, sending demo tapes to record companies, funding your own video clip et al. With this Do-It-Yourself Celebritification Kit, all you need is a working camcorder and (again) cleavage!
How about seeing one of you execute this sort of instant stardom? Forget Indonesian Idol, you can be the world's!
Wednesday, January 3, 2007
70 in 07
Somewhere, Someone is Screaming "I TOLD YOU SO!"
One gentleman sort of predicted this accident way back in May, or even before that. I only got the forwarded message, mind you. He only made the gloomy prediction after analyzing data on each aircraft's age, which had yielded an alarming outcome. And you know what, this guy is an expatriate, because none of us Indonesians could care less.
And did the fools listen? Obviously, no. "Oh my God, they killed innocent people! You cursed bastards!"
The one still missing until this exact moment is allegedly PK-KKW (as predicted below). Non-English audience, do obtain a proper back-translation.
----- Original Message -----
Sent: Monday, May 15, 2006 8:00 PM
Subject: Fw: Informasi Penerbangan Di Indonesia
Seorang ekspatriat yang tinggal di Jakarta menulis artikel ini. FYI.
Mr. X-File.
Fear Factor : Flying in Indonesia _ D A N G E R !
Pada waktu saya kembali dari liburan di Bali, saya menggunakan Adam Air rute Denpasar – Jakarta. Saya mendengar maskapai yang relatif baru ini dari beberapa teman, yang menyebutkan bahwa maskapai ini mempunyai pesawat-pesawat yang relatif baru dan diijinkan terbang ke Singapura. Kedengarannya maskapai ini sangatlah bagus, khususnya jika menyangkut masalah tiket sekali jalan yang hanya Rp. 295.00,- yang sedikit lebih mahal dari penerbangan “metro-mini” Lion Air. Penawaran ini sangat bagus, berdasarkan pengalaman saya tinggal beberapa tahun di Indonesia. Tapi kemudian saya mulai berfikir bahwa ini terlalu bagus dan pasti ada yang salah dengan semua ini.
Bagaimanapun, saya memutuskan untuk mencoba keberuntungan saya dan terbang bersama Adam Air, yang ternyata banyak orang juga berfikir sama karena pesawatnya sudah penuh di booking? Dibandingkan dengan Garuda yang nyaris tanpa penumpang.
Waktu naik pesawat Adam Air, saya segera melihat bahwa Boeing 737-400 tersebut, engine cover-nya penuh dengan goresan (scratch), sayapnya sangat kotor dan banyak cat-nya yang cacat, pintunya juga terlihat sangat tua dan sangat jauh dari ekpektasi saya akan pesawat baru. Bagaimanapun, saya tetap memutuskan untuk menguji level keberanian saya untuk tetap terbang dan masuk ke pesawat. Sebagai catatan, saya mencatat kode registrasi pesawat PK-KKI (lihat Table Adam Air di bawah).
Sesampainya di Jakarta, saya mencari kode tersebut di database penerbangan dan “Pesawat Baru” tersebut pertama kali terbang pada 10 Desember 1988, yang artinya umurnya sudah 17 tahun, dan kalau dibandingkan dengan umur manusia, berarti usianya menjelang 50 tahun. Dalam catatannya juga disebutkan bahwa pesawat ini mempunyai jam terbang yang tinggi, dimana sebelumnya digunakan oleh Sahara India Airlines, Sierra National Airline dan Air Belgium (pemilik pertama). Sungguh merupakan catatan yang menarik untuk sebuah pesawat. Sekarang pertanyaannya adalah apakah saya yang kurang beruntung sehingga mendapatkan satu-satunya pesawat tua di Adam Air, atau apakah semua pesawatnya memang tidak sebaru seperti yang saya harapkan?
Mengikuti rasa keingintahuan saya, coba lihat Tabal Pesawat Adam Air berikut yang menyajikan informasi umur dari masing-masing pesawat.
No/Registrasi/Penerbangan Pertama/Umur
1 PK-KKF 737-200 12-02-1980 26
2 PK-KKN 737-200 21-03-1980 25
3 PK-KKQ 737-200 16-01-1981 25
4 PK-KKJ 737-200 03-02-1982 24
5 PK-KKL 737-200 12-04-1984 21
6 PK-KKE 737-300 31-08-1987 18
7 PK-KKP 737-200 31-05-1988 17
8 PK-KKH 737-400 11-07-1988 17
9 PK-KKU 737-300 04-08-1988 17
10 PK-KKI 737-400 10-12-1988 17
12 PK-KKD 737-400 22-12-1988 17
13 PK-KKR 737-300 09-01-1989 17
14 PK-KKW 737-4Q8 11-01-1989 17
15 PK-KKS 737-400 28-01-1989 17
16 PK-KKT 737-400 05-09-1989 16
17 PK-KKG 737-400 07-01-1991 15
18 PK-KKC 737-400 09-01-1992 14
19 PK-KKA 737-500 10-06-1997 08
(hanya satu pesawat yang agak aman?? Bagaimana dengan yang lain??)
Melihat tabal tersebut, saya benar-benar beruntung, dimana pesawat berumur 17 tahun yang saya tumpangi termasuk yang baru dibandingkan dengan pesawat Adam Air lain dengan kode regirtrasi PK-KKN (KKN adalah singkatan paling popular di Indonesia untuk Korupsi-Kolusi-Nepotisme), yang umurnya 25 tahun.
Dibandingkan dengan usia manusia, pesawat ini sama dengan manusia berumur hamper 80 tahun dan mungkin sudah memesan tempat di kuburan.
Berdasarkan tabel di atas, kita bisa menghitung umur rata-rata pesawat Adam Air, yaitu 18 tahun. Sebenarnya, hanya ada satu pesawat yang umurnya kurang dari 10 tahun, dan jika saya tidak salah, ini pasti pesawat yang diijinkan mendarat di Singapura.
Jelas, banyak penumpang memilih Adam Air karena berfikir tentang pesawat yang baru, padahal armada sebenarnya dipenuhi oleh pesawat polesan seperti baru (refurbished) dengan hanya satu pesawat yang relatif baru, yang digunakan tim marketing Adam Air untuk menciptakan image, atau lebih tepat khayalan, tentang terbang dengan pesawat baru. Mungkin definisi Adam Air tentang pesawat “baru” adalah definisi untuk penerbangan lokal Indonesia, dan mungkin persepsi saya lah yang salah.
Untuk memverifikasi hal tersebut, saya membandingkan umur rata-rata pesawat dari beberapa penerbangan di Indonesia, dan inilah Statistik Umur Pesawat Penumpang di Indonesia:
Garuda Indonesia Umur 10.0 tahun
Lion Air Umur 17.3 tahun
Adam Air Umur 18.1 tahun
Awair Umur 18.8 tahun
Merpati Umur 21.6 tahun
Batavia Umur 23.4 tahun
Sriwijaya Air Umur 23.5 tahun
Mandala Airlines Umur 23.9 tahun
Bouraq Indonesia Airlines Umur 25.1 tahun
Mengejutkan! Dengan armada berumur 18 tahun, Adam Air menempati urutan ketiga dari armada dengan pesawat terbaru di Indonesia. Garuda Indonesia memimpin dengan armada berumur 10 tahun.
Hal lain yang sangat mengejutkan adalah Lion Air menempati urutan kedua dengan armada sedikit lebih muda, yaitu 17 tahun?? Itu hampir setengah kali lebih tua dari armada Garuda Indonesia.
Urutan terakhir ditempati oleh Bouraq Indonesian Airlines, dengan umur pesawat 25 tahun, yang memberikan saya ide tentang Fear Factor stunt-man “Terbang bersama Bouraq” untuk trial & error penyakit ketakutan terbang (flying phobia).
Mandala Airlines menempati urutan kedua dari terakhir. Melihat hal ini, saya teringat dengan kecelakaan pesawat Mandala Boeing 737-200 pada 5 September 2005 yang menelan korban hampir 150 orang. Pada saat kejadian, pesawat PK-RIM tersebut berumur 24 tahun.
Sebagai pembanding, pesawat Lion Air McDonell-Douglas MD-82 yang mengalami kecelakaan di Airport Solo pada 30 November 2004 dan menelan korban 25 orang, berumur 20 tahun. Pada laporan terakhirnya, jam terbang pesawat tersebut 56,674 jam dan telah melakukan pendaratan 43,940 kali!
Saya pikir bukanlah suatu kebetulan kalo pesawat-pesawat yang mengalami kecelakaan berumur paling tidak 20 tahun. Sebagai pembanding, saya mengecek umur rata-rata pesawat dari maskapai-maskapai pemilik sebelumnya pesawat Adam Air PK-KKI yang saya tumpangi.
Blue Panorama Airlines Umur 11.6 tahun
Sahara India Airlines Umur 10.5 tahun
Sangat menarik ternyata, 11.6 tahun dan 10.5 tahun, yang membuktikan bahwa kedua maskapai di atas merasa bahwa pesawat tersebut terlalu tua untuk beroperasi, sementara manajemen Adam Air berpikir bahwa mengoperasikan pesawat berumur 17 tahun adalah benar-benar tidak bermasalah??? SNOBBISH ! But FOOLISH ? (Congkak! Tapi Tolol?)
Mencari di beberapa Koran, saya menemukan beberapa artikel yang bisa menjadi kesimpulan dari tulisan ini.
Yang pertama datang dari The Jakarta Post (11 Februari 2006): Sebuah pesawat Adam Air Boeing 737-300 yang melayani rute Jakarta-Makasar, terpaksa mendarat secara darurat pada hari Sabtu, di bandara kecil Tambolaka, Sumba-NTT; disampaikan oleh juru bicara Adam Air.
Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta pada jam 6:20 a.m. dengan 145 penumpang. Pesawat dijadwalkan mendarat di Bandara Hasanuddin Makassar pada jam 9:25 a.m. waktu setempat. Begitu menurut Suwandi, Supervisor Adam Air di Makassar.
“Tapi, masalah navigasi membuat pilot Tri Tuniogo kehilangan kontak dengan bandara tujuan”, ucap Suwandi. Pesawat kemudian ditemukan telah mendarat di Tambolaka pada jam 9:45 a.m. waktu setempat.
“Tidak ada yang terluka dalam insiden ini”, ucap Didik, public relation Adam Air Jakarta, yang menambahkan juga bahwa pendaratan darurat dilakukan karena kondisi cuaca yang buruk. “Berdasarkan kondisi cuaca, terjadi badai atau hujan lebat yang memaksa pilot untuk mendarat – kami belum mendapat informasi lebih lanjut,” ucap Didik. Jadi, ini masalah cuaca buruk dan pesawat harus mendarat. Tidak ada yang aneh kan? Sampai Anda baca terbitan selanjutnya pada hari Valentine.
Kementrian Perhubungan mengangap Adam Air telah melakukan pelanggaran serius dalam pengoprasian pesawat, tapi masih memerlukan bukti mengenai insiden serius pada sistem navigasi pesawat. “Ini adalah pelanggaran serius dan yang pertama kali terjadi pada penerbangan di Indonesia,” ucap Dirjen Perhubungan Udara, Iksan Tatang, menjawab pertanyaan wartawan pada hari Senin.
Pesawat Adam Air Boeing 737-300 dengan nomer penerbangan DHI728, melakukan pendaratan darurat di Tambolaka, Sumba Barat-NTT, setelah berputar-putar selama 3 jam karena kegagalan navigasi dalam perjalanannya dari Jakarta melewati NTT, dimana dirjen mengatakan bahwa pesawat tersebut seharusnya tidak boleh terbang karena masih ada pemeriksaan yang tertunda oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Direktorat Sertifikasi Kelayakan Terbang.
Itu sangat menarik! Awalnya insiden ini terjadi karena cuaca buruk, dan sekarang karena kegagalan sistem navigasi. Huh?
Saya pikir cerita sebenarnya adalah pelanggaran serius yang dilakukan oleh Adam Air. Untuk Anda ketahui, dua orang teman saya terbang dari Manado dengan Lion Air dan pesawatnya mengalami permasalahan serius sampai-sampai pramugari memerintahkan semua penumpang memakai jaket penyelamat. Untungnya penerbangan berakhir tanpa insiden, dan tidak ada satu pun Koran yang menulis berita tentang kejadian ini. Mungkin karena KKN yang saya sebutkan sebelumnya.
Mungkin Anda bertanya-tanya seberapa tua Boeng 737-300 yang mengalami kegagalan sistem navigasi tersebut. Melihat umur armada Boeng 737-300 Adam Air, pesawat tersebut pastilah berumur paling tidak 17 tahun. Mungkin pesawat terlalu muda 3 tahun untuk masuk dalam daftar kecelakaan pesawat di Indonesia.
Lihat gambaran keseluruhannya, saya memprediksi akan ada paling tidak satu kecelakaan pesawat lagi di Indonesia sebelum tahun 2006 berakhir.
Have a nice flight everyone !
Terjemahan bebas menurut dokumen aslinya, oleh: MarCom
Silahkan memverifikasi kebenarannya.
Fucking,
You should not be watching this, but who am I to tell you what to do.
(Originally posted as a link on the Something Awful forums) Amateur journalism knows no ethics. Still, we're hooked. |
Another Sign The World is Coming to An End
Tuesday, January 2, 2007
What a Mixed Up, F*cked Up Start of Oh Seven
Seperti diberitakan sebelumnya, lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737-400 Adam Air jurusan Jakarta-Surabaya-Manado sudah ditemukan. Bahkan, Wakil Presiden menginstruksikan Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk meninjau lokasi tersebut. Keluarga korban diangkut ke Makassar, sebagai kota terdekat dengan lokasi kecelakaan.
Sejumlah warga yang usai melakukan pencarian mengakui hal ini. "Dari pagi saya mencari tapi tidak ada tanda-tanda pesawat jatuh. Kami sudah memutari desa dan hutan di sekitarnya, tapi tetap tidak ada," jelas Butong, petani Desa Bulo Kecamatan Mapilli.
Bupati Majene Kalma Katta yang dicegat saat usai ke lokasi juga mengatakan hal sama. "Tidak ada tanda-tanda ada pesawat jatuh. Kami sudah cari sekeliling desa tapi tetap tidak ada," katanya.
Bahkan warga di Desa Rangoan Kecamatan Matangnga juga bingung dengan kedatangan banyak orang ke desa mereka. Warga mengaku tidak tahu menahu bila di desa mereka ada pesawat jatuh.
Informasi tentang pesawat jatuh di Matangnga ini dikatakan antara lain oleh Kepala Polwil Parepare Komisaris Besar Genot Haryanto, Komandan Lanud Hasanuddin Marsekal Pertama Eddy Suyatno pada wartawan selasa pagi.